Menyusuri Esek-Esek di Kota Mataram Ayam Kampung Bertarif Ekonomi


Menyusuri Esek-Esek di Kota Mataram Ayam Kampung Bertarif  Ekonomi – Lain Jakarta, lain Mataram…Pola & tingkah laku petinggi yg laksanakan perjalanan di Lembaga di Kota Matarampun dipakai utk main-main esek-esek dgn penjaja sex setempat. 


Yg sedikit berduit, mereka dapat berkongkow ria di daerah senggigi, disepanjang pantai senggigi terdapat sekian banyak kafe yg serta sediakan penjaja sex dengan cara terselubung. Dikota Matarampun terdapat penjaja sex komersial dgn tariff antara Rupiah.30ribu – Rupiah.500ribu. 

Dosa kah yg dirinya kerjakan 
Suci kah mereka yg datang…… 
Kadang beliau tersenyum dalam tangis 
Kadang beliau menangis di dalam senyuman…… 
enandung lagu ciptaan Titiek Puspa yg dinyanyikan Grace Simon berkaitan kehidupan Pekerja Sex Komersial (PSK) sungguh memerlukan pengkajian yg mendalam. Kenapa mereka rela melacurkan harga beliau? Apakah benar cuma utk mempertahankan hidup atau kurangnya iman & malas hidup dalam serba kekurangan? 

Susah buat membedakan mana group yg terpaksa melacurkan diri atau memang lah telah jadi pilihan hidupnya sebab malas bekerja keras. Tapi tak susah buat mencari para PSK yg gentayangan di bermacam sisi kota Mataram dalam remang-remang lampu jalanan atau warung kopi, bahkan di “samping” area ibadah serta tetap saja mereka beroperasi sbg penjaja syahwat. 

ebut saja Denok yg biasa nongkrong di satu buah warung pojok dibekas terminal Sweta, bersama dandanan pass seronok tidak dengan malu dia dapat menawari jasa short play se besar Rp30.000. Namun jangan sampai kaget, kalau ingin sabar, Rp25.000 juga sanggup cepat masuk “kamar” yg tak lebih dari sebidak bedeng dgn dinding dari bedek (anyaman bambu) & beralaskan tikar butut. 

Di wilayah yg tidak jauh dari ruang mangkal Denok, satu buah warung remang-remang dgn sedikit “penjagaan” bodyguard mangkal sekian banyak orang wanita berumur belasan th sampai 30 tahunan. Jikalau harga telah klop, lumayan beralaskan tikar dgn atap langit di semak-semak melepas syahwat serta dapat dilakoni. 

Ada lagi warung yg sengaja menyiapkan tempat kusus utk buat sekadar short play dgn tariff antara Rp30.000 – Rp40.000. Di sini umur penjaja sex rata rata di atas 30 thn

termasuk juga “sewa” kamar. Tak susah utk melepas mencari perempuan penjaja sex di wilayah ini. Mereka “buka praktek” sejak mulai pagi sampai tengah malam

Dengan Cara Apa bersama status mereka yg sebenarnya? Kebanyakan dari penjaja sex itu telah mempunyai anak dgn status janda. Bila malu berkuda lumping di wilayah itu, mampu dipindah & chek in di sekian banyak hotel melati yg “aman” dari razia. 

Pemerintah Kota Mataram bukan tutup mata, kerap dilakukan razia kepada para penjaja sex ini, tetapi ibarat jamur di periode hujan, senantiasa saja tak sempat habis-habisnya. 

Kalau mencermati kehidupan penyakit sosial yg tak habis-habisnya, dunia prostitusi tak saja dilakoni oleh mereka yg memang lah terjun juga sebagai PSK. Cuma berbekal info, para penikmat sex mampu mendapatkan “ayam kampung”.Umur mereka umumnya belasan thn & paling tinggi 20 tahunan. Cuma saja, utk meraih “ayam kampung” ini mesti memakai jasa calo & pastinya mesti merogoh dompet lebih dalam. Urusan tarif tak lebih dari Rp250.000, tetapi mesti ditanggung budget sewa hotel & ditambah dgn membeli snak & minuman ringan. 

wilayah Lombok Barat. “Tergantung seleranya, yg gunakan “kereng” (sarung) atau yg gunakan celana,” tawarnya. 

Gimana dgn pramunikmat yg biasa mangkal di ruang hiburan? Bagi pramunikmat kalangan ini, mereka memasang tarif pass high. Rata Rata mereka minta Rp500.000 utk short play, tetapi sanggup serta ditawar sampai angka terendah Rp250.000. Pastinya tarif itu belum budget hotel & makan & lain-lain yg umumnya mempunyai selera tinggi. Namun soal layanan, mereka siap memberikan service apapun, tergantung dari permintaan & yg terpenting upah tinggi kalangan seperti mereka siap bertempur dgn beragam gaya. 

Para PSK yg mangkal di tempat-tempat hiburan ini bukan saja berasal dari daerah Nusa Tenggara Barat, tidak sedikit yg datang dari wilayah luar NTB. Mereka mengaku sengaja datang ke NTB utk melakoni profesi juga sebagai pemuas nafsu sebab di daerahnya malu kalau didapati pekerjaannya sbg PSK. 

Sungguh tragis sebut saja Mawar yg telah 2 thn menjada & waktu ini terpaksa menjalani tugas sbg PSK. Serasi pengakuannya, sesudah diceraikan suaminya, beliau mesti menghidupi dua orang anak & ibunya. 

“Tapi orang di kampung tak tahu tugas aku mas, mereka tahunya aku bekerja yang merupakan pembantu,” kata Mawar sambil memainkan Hand Phone (Telephone Seluler) kategori Nokia lama. 

Dalam sehari, Mawar sanggup melayani hidung belang sampai 4 kali, namun seandainya sepi, buat makan juga terpaksa berhutang, belum lagi buat anggaran kost & membayar “uang lokasi”. 

“Saya lebih menyukai seandainya dibooking, sebab bayarannya tinggi meskipun mesti berikan fee pada calo,” papar Mawar sambil menuturkan, sekali booking short play Rp150.000 & beliau dapat terima bersih Rp120.000. 

Utk masalah persaingan, Mawar pastinya mesti rajin “mandi kembang” supaya masihlah laris. Tapi buat anggaran perawatan kesehatan dirinya mengaku tak ambil pusing. Jikalau sakit baru berobat & yg terpenting masihlah gunakan KB buat menjaga supaya tak hamil. 

Di bln Ramadhan ini, Mawar lebih pilih cuma sekali-kali saja “bekerja”, itupun kepada tengah malam hri & diutamakan mencari tamu-tamu yg ingin booking. 

Tetapi di lubuk hatinya, Mawar mengaku mau berakhir bekerja jual diri. Keinginannya ada lelaki yg ingin menikahi ia & ingin menerima kondisinya. “Saya mau menikah apabila ada jodoh,” ucapnya sendu. 

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »