Koleksi Gadis-Gadis Penghibur dari Kalangan Model Belia

Koleksi Gadis-Gadis Penghibur dari Kalangan Model Belia - Dalam skala lebih besar, bisnis kolam susu para GM ini lebih gila lagi. Sejumlah GM yang beroperasi di kelas menengah-atas, bisa mengeruk uang dalam jumlah yang tak tidak tanggungtanggung. Sebut saja Sisca, 31 tahun. Lajang kelahiran Bandung yang awalnya membuka bisnis agency ini, ternyata adalah seorang GM yang mempunyai koleksi gadis-gadis penghibur dari kalangan model belia yang usianya berkisar dari 18 tahun sampai 25 tahun.

Koleksi Sisca kebanyakan modelmodel kelas menengah, yang harus diakui namanya belum begitu populer. Tapi, ukuran fisik gadis-gadis yang dimiliki Sisca di atas rata-rata.
Menempati sebuah rumah di Jl. BR, kawasan Tebet Jakarta Selatan, Sisca membawahi sedikitnya 20 model dari Jakarta dan Bandung. Di rumah mewah yang sekaligus dijadikan sebagai kantor itulah, Sisca menjalankan roda bisnis ‘kolam susu’nya. Agency hanya menjadi bagian kecil dari aktifitas bisnis. Sisca mempunyai dua staf yang membantu menjalankan bisnis agency.

Sementara untuk urusan bisnis ‘kolam susu’nya, Sisca langsung menanganinya sendiri. Hampir semua operasi Sisca dipusatkan di Jakarta. Modus transaksi yang diguna- kan Sisca melalui dua tahapan. Pertama, begitu tamu order lewat telepon, ia akan mengajak tamu untuk nge-date lebih dahulu. Pada saat bertemu itulah, Sisca akan membawa gadis pesanan yang dikehendakitamu.

Biasanya, Sisca akan membawa dua atau tiga gadis. “Kalau pesannya cuma satu, palingpaling aku bawa dua atau tiga. Biar klien punya pilihan,” ujarnya gadis yang sudah lebih dari empat tahun menjalankan roda bisnisnya. Janji ketemu dengan klien itu lebih banyak dilakukan dengan setting dinner atau lunch. Sederhana sekali! Di situlah semua transaksi berlangsung, termasuk pembayaran kontan. Untuk tarif, Sisca mempunyai dua kelas model.
Untuk katagori model A, tarif untuk satu malam Rp. 5 juta. Sementara untuk katagori B, tarifnya Rp. 3 juta. Soal klien, boleh dibilang jumlahnya seperti tak ada habisnya. Dari sekian tamu yang memboking anak didiknya, banyak yang berstatus ‘member’ atau pelanggan tetap.
Dalam sehari, minimal Sisca bisa melakukan dua sampai tiga transaksi. Untuk transaksi kelas A, Sisca mendapat-kan Rp. 1,5 juta. Sedangkan untuk model B, per satu transaksi Rp. 1 juta masuk ke kantongnya. Selain Sisca, ada GM wanita yang main di kalangan selebriti. Namanya, Febby, berusia sekitar 29 tahun. Gadis asli Surabaya ini, dulunya adalah salah satu aktris yang sering membintangi film-film panas.

Wajahnya juga sering muncul di media cetak dengan pose-pose menantang di tahun 1995. Di masa jayanya, dengan body seksi dan wajah cantik, Febby termasuk katagori artis yang dengan label “bispak”, kepanjangan dari “bisa dipakai” istilah populernya. Di kalangan pengusaha berduit, namanya sudah tak asing lagi. Dengan tarif Rp. 10 juta per satu transaksi, Febby bisa hidup enak. Sebuah mobil Corolla dan rumah besar di kawasan Cibubur sudah di­dapatnya.
Namun di usianya yang terus merambat, wanita beranak satu yang sudah bercerai dari suaminya ini, akhirnya alih profesi. Dia yang memang akrab dengan beberapa selebriti, menjadi semacam ‘mak comblang’ bagi beberapa artis yang memang mau melayani laki-laki berduit di atas ranjang. Sepukul dua pukul, Febby juga masih melayani tamu yang berkehendak bobok dengan dirinya. Dalam perjalanannya, Febby ternyata sukses sebagai broker. Terbukti, dia berhasil menjadi penghubung laki-laki kaya yang ingin ‘bercinta’ dengan artis terkenal. Sebut saja nama KY, aktris sinetron yang sempat menggegerkan dunia film nasional dengan aktingnya yang berani dan vulgar. Atau AY, artis sinetron yang namanya kini menempati deretan selebriti papan atas dan sinetronnya hampir menghiasi layar kaca setiap hari. KY dan AY adalah dua artis yang sampai kini masih dengan tangan terbuka menerima transaksi melalui jasanya. Dengan tarif Rp. 25 juta untuk satu malam, Febby mengaku banyak laki-laki berduit yang rebutan.

Selain KY dan AY, Indah juga punya akses ke beberapa artis lain yang ratarata sudah punya nama dan populer. Dari setiap transaksi, Febby biasanya bebas menaikkan tarif semau dia. Dari tarif sebelumnya yang hanya Rp. 25 juta, Febby mengaku bisa menaikkannya menjadi Rp. 30 juta. Rp. 5 juta itulah yang berhak masuk kantongnya. Modus operandi yang dilakukan Indah cukup sederhana. Begitu ada klien menelpon dan menginginkan artis A, Indah tinggal mengontak ‘artis’ yang bersangkutan. Langkah berikutnya, Febby akan mengajak janji dinner terlebih dulu.
Dari situlah, semua transaksi di-selesaikan. Modus dengan bertatap muka itu, diakui Febby biasanya memang dikehendaki si artis. Pasalnya, beberapa artis memang mau transaksi berlangsung serba terselubung dan aman. Pertemuan itu pun diakui Febby untuk menjaga hal-hal yang ditakutkan si artis. “Kalau artisnya kenal pria yang memboking, kan berabe urusannya,”‘ ungkap gadis yang kini punya akses sedikitnya ke 15 selebriti terkenal Ibu kota. Betapa uang dengan gampang masuk kantong para GM wanita ini. Bisnis ‘kolam susu’ yang mereka jalani, tiap hari selalu mengeruk uang dalam jumlah besar: jutaan rupiah, bahkan ratusan juta! Kemampuan mereka mengendalikan dan melakukan operasi, sangatlah jeli dan licin.
Seorang seperti Sisca mampu mengkoordinir model-model kelas menengah denga tarif tinggi. Joyce dengan rumah penampungannya, bisa mempunyai jaringan pelanggan yang tak ada habisnya dan selama ini aman­aman saja. Seorang Irene mampu memasok wanita-wanita penghibur ke hotel berbintang.

Belum lagi dengan Febby yang mempunyai akses ke kalangan selebriti. Bisnis ‘kolam susu’ memang gampang menarik uang. Siapa yang tak membutuhkan seks, tak ada. Semua membutuhkannya. Mungkin itu jawabannya. Cerita tentang Joyce, Sisca, Irene dan Febby, hanyalah secuil dari puluhan bahkan ratusan GM wanita yang setiap hari memeras keringat menangguk uang di bisnis prostitusi. Tetapi, paling tidak, cerita secuil itu, mungkin bisa memberi gambaran tentang liku-liku hidup GM wanita menggeluti roda bisnis ‘kolam susu’nya.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »